Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Program studi S3 Biologi pada 07 Mei 2021 telah meluluskan doktor Biologi baru mahasiswa PMDSU DIKTI batch 3 (S2 selama 1 tahun dan S3 selama 3 tahun) yang lulus pertama kali tepat waktu selama 4 tahun di Universitas Brawijaya. Diusia yang masih muda, Dr. Dewi Ratih Tirto Sari, S.Si., M.Si atau Dewi, sapaan akrabnya berhasil lulus tepat waktu melalui program PMDSU dengan arahan dan bimbingan Ibu Prof. Fatchiyah, MKes, PhD., Ibu Anna Safitri, S.SI., MSc., PhD dan Prof. James R.Ketudat Cairns, PhD. Diseminasi hasil penelitian digelar pada hari Rabu, 02 Juni 2021. Menurut Prof.Fatchiyah, MKes., PhD, ketua pusat studi smonagenes sekaligus dosen pembimbing Dewi, menyampaikan bahwa Dewi hanya perlu mengikuti diseminasi hasil disertasi saja, tanpa ujian akhir disertasi dengan pencapaian yang diperoleh yaitu lima jurnal internasional terindek scopus Q2-Q3 dan sebagai penyaji dalam tiga seminar internasional, diantaranya 1st ICHST 2018; 5th ICAMBBE 2018; dan AOCE-SICEM Korea 2020. Selain itu, Dr. Dewi juga ikut serta menuliskan hasil penelitiannya dalam satu Bab Buku yang berjudul Beras berpigmen asli Indonesia yang terbit di MNC publishing. Dalam studinya, Dr. Dewi Ratih mengerjakan penelitiannya di laboratorium Smonagenes, Laboratorium Biomol, Institut Biosains, laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Laboratorium Biomol Jurusan Biologi UB, dan laboratorium Biokimia Jurusan Kimia UB. Selama menempuh studi S3, Dr. Dewi berkesempatan mengerjakan penelitiannya melalui program PKPI DIKTI selama lima bulan di Thailand dengan kampus tujuan Suranaree University of Technology. Berawal dari kurangnya mengenalnya beras hitam di masyarakat dan manfaat beras hitam dalam mengontrol penyakit metabolik, Dr. Dewi dalam studinya mengangkat penelitian yang berjudul “Studi Profil Genomik, Proteomik, dan Karakterisasi senyawa Bioaktif Beras Hitam Lokal (Oryza sativa L.) secara in vitro dan in silico”. Menurut Prof. Fatchiyah, Penelitian yang diangkat Dr. Dewi merupakan bagian dari penelitian Prioritas Riset Nasional (PRN) tentang Padi Berpigmen di Indonesia.

Foto Bersama Kegiatan Diseminasi Disertasi Dr. Dewi Ratih Tirto Sari dengan Dekan FMIPA, Tim Pembimbing dan Tim Penguji

Dalam penelitiannya, Dr. Dewi mengungkapkan dari segi plasma nutfah, ketiga jenis beras hitam dari Jawa mamiliki variasi sekuens spesifik yang tidak dimiliki beras hitam Kamboja dan beras hitam japonica dari Jepang. Temuan lainnya beras hitam dari Jawa juga memiliki kandungan nutrisi asam amino esensial dan non esensial yang lebih tinggi dari beras putih dan beras merah, yang mana asam amino esensial dan non esensial seperti leusin, ileusin,  tersebut baik untuk perkembangan dan pertumbuhan sel serta untuk mengatasi kekerdilan atau stunting. Selain itu, beras hitam dari jawa Barat mengandung senyawa antosianin yang lebih tinggi yang dapat digunakan untuk terapi obesitas, kedepannya beras hitam ini sebagai produk pangan fungsional untuk mencegah obesitas.

“Penelitian di Pusat Studi Smonagenes telah membuktikan bahwa beras hitam baik untuk mengontrol obesitas dengan menurunkan kadar kolesterol, sedangkan beras merah cenderung untuk diabetes”, Imbuh Prof. Fatchiyah (fat/drts).

 

Close Menu