Ema Pristi Yunita seorang apoteker sekaligus dosen Jurusan Farmasi FKUB dan anggota Pusat Studi SMONAGENES Universitas Brawijaya bekerjasama dengan Sugeng Nurbiantoro yang merupakan apoteker dari RSI Aisyiyah Kota Malang melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (pengmas) di wilayah RT 02 RW 01 Kelurahan Balowerti, Kecamatan Kota, Kota Kediri. Metode kegiatan berupa ceramah (pemberian materi edukasi), pelatihan, dan diskusi tanya jawab. Media yang digunakan untuk pemberian materi edukasi yaitu penyajian dengan power point dan video animasi. Topik kegiatan pengmas ini yaitu Edukasi dan Pelatihan “Cara Penggunaan Obat Antidiabetes Oral dan Injeksi serta Edukasi Gaya Hidup Sehat pada Kelompok Masyarakat Rentan terhadap COVID-19.” Kegiatan diselenggarakan pada Sabtu, 13 Maret 2021 di halaman rumah Bapak RT 02. Tim pengabdi mengangkat topik tersebut pada kegiatan pengmas ini karena prevalensi penderita diabetes melitus tipe 2 yang cukup banyak di masyarakat Indonesia termasuk masyarakat yang menjadi sasaran pengmas ini. Namun demikian, masih cukup banyak masyarakat yang kurang paham tentang cara minum obat antidiabetes secara benar dan juga kurang paham tentang cara penyuntikan obat insulin dengan benar. Hal tersebut tentu saja dapat merugikan masyarakat karena target terapi tidak tercapai dan justru dapat menimbulkan efek samping yang tidak diharapkan. Sementara itu, topik edukasi tentang COVID-19 juga diangkat karena saat ini masih masa pandemi COVID-19 dan masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan ini sebagian besar termasuk kelompok rentan terhadap COVID-19. Pelaksanaan kegiatan ini dapat dikatakan berhasil karena jumlah peserta pengmas melebihi dari yang ditargetkan.
Gambar 1. Serangkaian acara pengabdian masyarakat berupa eduksi dan pelatihan
Target peserta adalah 25 orang dan jumlah warga yang hadir mencapai 29 orang. Tim pengabdi hanya menargetkan sedikit peserta yaitu 25 orang karena pertimbangan masih masa pandemi yang mengharuskan pembatasan jumlah peserta dalam suatu kegiatan. Pelaksanaan kegiatan pengmas di masa pandemi COVID-19 ini dengan menerapkan protokol kesehatan (3 M) sesuai peraturan dari pemerintah yaitu 1) Memakai masker dan face shield; 2) Mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer; 3) Menjaga jarak. Sebelum masuk ke lokasi pengmas (saat di meja registrasi), para peserta pengmas diperiksa suhu tubuhnya terlebih dahulu dan seluruh peserta tidak ada yang mengalami demam. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan selain suhu tubuh meliputi saturasi oksigen, tekanan darah, dan menanyakan apakah peserta memiliki riwayat penyakit diabetes melitus. Alat peraga yang digunakan untuk pelatihan teknik penyuntikan insulin meliputi boneka peraga dan 2 macam obat insulin. Metode pelatihan dalam kegiatan ini selain penjelasan juga disertai dengan alat peraga untuk semakin memperjelas pemahaman peserta tentang teknik penyuntikan insulin yang benar. Untuk menilai pemahaman para peserta terkait materi-materi yang disampaikan dilakukan pre-test dan post-test dengan jumlah pertanyaan sebanyak 12 item. Lama kegiatan adalah sekitar 2 jam. Tim pengabdi memberikan 2 poster terkait teknik penyuntikan insulin yang baik dan benar kepada ketua RT yang rencananya 2 poster tersebut akan dipasang di papan display RT setempat. Tim pengabdi berharap dengan adanya 2 poster tersebut akan dapat terus membantu mengingatkan masyarakat setempat tentang cara penyuntikan insulin yang benar. Pada akhir kegiatan, ketua RT menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya karena kegiatan ini dinilai sangat bermanfaat bagi warganya terutama untuk terus mengedukasi masyarakat untuk tidak lengah menerapkan pentingnya protokol kesehatan selama masa pandemi. Kegiatan edukasi kesehatan ini adalah yang kedua kalinya diselenggarakan oleh tim pengabdi kepada warga di sana. Untuk itu, ketua RT setempat berharap kegiatan serupa dapat diselenggarakan kembali dengan topik lain seputar kesehatan oleh tim pengabdi di masa yang akan datang (EPY).