Minisimposium Program Dosen Berkarya Universtas Brawijaya yang dilaksanakan Selasa (16/11/21) dibuka oleh ketua Pusat Studi SMONAGENES, Prof. Dra. Fatchiyah, M.Kes, Ph.D, serta dihadiri sekitar 61 peserta. Inti acara mini simposium ini berupa pemaparan materi dari 4 narasumber yang diawali oleh penyampaian materi oleh Prof. Dr. Ir. Sri Widowati, MAPPSc dengan tema “Beras Ber-Indeks Glikemik Rendah Proses Pengolahan dan Manfaat Kesehatan”. Beliau menyampaikan bahwa penyakit diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia sudah mencapai angka 80% dari total populasi. Angka penderita diabetes yang tinggi di Indonesia diakibatkan oleh perubahan gaya hidup dan pola makan yang tidak tepat. Pangan dengan Indeks Glikemik (IG) tinggi dapat menaikkan kadar gula darah dengan cepat dan tinggi. Kondisi ini memicu banyaknya penelitian untuk menemukan pencegahan dari tingginya kadar gula darah, salah satunya adalah dengan pengolahan beras pratanak untuk mendapatkan IG rendah. Manfaat dari beras pratanak bagi kesehatan adalah dapat mengendalikan glikemik serta berat badan dari setiap individu. Narasumber kedua yaitu Prof. Dr. Ir. Elok Zubaidah, MP dengan tema “High Nutrition Value on Fermented Food”. Pangan fermentasi banyak dikembangkan saat ini dikarenakan mempunyai manfaat yang tinggi bagi kesehatan. Uji klinis yang telah dilakukan menunjukkan makanan fermentasi bisa memberi manfaat lebih banyak dibanding dengan bahan makanan awal dikarenakan adanya produk senyawa bioaktif yang lebih tinggi. Contoh pangan fermentasi yaitu kombucha atau produk fermentasi dari teh yang salah satu manfaatnya menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus.
Narasumber ketiga yaitu Prof. Dr. Ir. Agus Suryanto, MS yang menjelaskan mengenai “Efisiensi Konvversi energi Matahari pada Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Sebagai Upaya Peningkatan Produksi”. Beliau memaparkan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya dan juga energi mataharinya. Namun, banyak energi matahari yang lolos diantara tanaman dan tidak seluruhnya diserap oleh tanaman. Oleh karena itu, energi matahari perlu diefisiensikan kegunaannya dengan melakukan beberapa cara yaitu penataan pola tanam dengan mengatur waktu tanam, pemilihan varietas berdaun tegak, dan penggunaan tata letak tanaman dalam baris ganda pada tanaman padi. Materi terakhir disampaikan oleh Dr. Zuziana Susanti, SP., M.Sc dengan tema “Teknologi Padi Produksi Tinggi Spesifik Agro Ekosistem” atau Budidaya TEPAT SAE. Beliau menyebutkan bahwa Indonesia memiliki beberapa zona agro ekologi padi dengan jumlah terbanyak berada di Pulau Jawa. Keberagaman produktivitas padi di Indonesia bisa dipicu oleh keberagaman faktor abiotik dan biotik setiap daerah. Keberagaman agro ekosistem yang berbeda memicu BALITBANGTAN untuk menemukan teknologi yang tepat dalam membudidaya padi untuk menghasilkan produk yang tinggi. Langkah yang dilakukan adalah dengan persiapan lahan sesuai dengan karakteristik tanah setiap daerah, persiapan bibit, hingga penanaman bibit dengan pola tanam yang sesuai (nrn).