Kegiatan webinar 1 Program Dosen Berkarya (DOKAR) Universitas Brawijaya telah berlangsung pada Jumat, 06 Agustus 2021. Kegiatan webinar 1 diikuti oleh kurang lebih 30 peserta yang terdiri dari Dosen/peneliti, tenaga pendidikan dan mahasiswa dari Universitas Brawijaya dan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPadi).

Sambutan kegiatan webinar 1 Dokar disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama, Bapak Prof. Dr. Ir. Moch. Sasmito Djati, MS sebagai pencanang program Dosen Berkarya UB. Kegiatan webinar 1 diisi dengan sharing ilmu dengan dua narasumber, yakni Prof. Fatchiyah, Mkes., PhD dan Dr. Untung Susanto. Materi pertama disampaikan oleh Prof. Fatchiyah, MKes., PhD dengan tema “Kajian Penelitian Nutrigenomik dari Bahan Aktif Plasma Nutfah”. Prof. Fatchiyah menyampaikan bahwa lingkungan termasuk  nutrisi berpengaruh terhadap profil genomik, transkriptomik, dan proteomik, yang mana pengaruh tersebut terekspresi pada karakter fenotipik. Prof. Fatchiyah juga memaparkan pentingnya konsumsi makanan yang benutrisi seimbang guna meningkatkan imunitas dan kesehatan tubuh, serta mencegah terakumulasinya penyakit-penyakit metabolik. Nutrisi seimbang dapat mengontrol penyakit metabolik dengan mengurangi kolesterol jahat pada tubuh, sehingga menjadikan tubuh lebih sehat. Kajian nutrigenomik saat ini banyak dikembangkan untuk kasus-kasus penyakit metabolik seperti diabetes. Pada kasus diabetes, baik diabetes tipe 1 dan tipe 2 muncul akibat gaya hidup yang kurang sehat, namun pada kasus diabetes melitus tipe 1 yang terjadi sejak lahir diakibatkan konsumsi makanan kurang sehat yang tidak diimbangi dengan gaya hidup sehat pada ibu hamil. Sedangkan diabetes melitus tipe 2 juga diakibatkan oleh konsumsi makanan yang tidak sehat, kurangnya olahraga, diabetes tipe 2 ini saat ini banyak terjadi tidak hanya usia dewasa atau lansia, melainkan juga pada usia remaja. Peran nutrigenomik pada kasus diabetes melitus tipe 1 ini yakni dengan asupan makanan dengan nutrisi seimbang dapat memperbaiki gen-gen terkait diabetes mellitus. Pengontrolan penyakit juga dapat dilakukan dengan puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak puasa), puasa dapat menyeimbangkan metabolisme tubuh dan menjaga homeostasis dengan menstabilkan aktivitas antioksidan tubuh.

(Dokumentasi pemaparan Prof. Fatchiyah, MKes., PhD dalam webinar 1 program Dosen Berkarya)

Dalam materinya, Prof. Fatchiyah juga memberikan gagasan untuk meningkatkan kandungan metabolit melalui modifikasi pada mekanisme metabolisme primer maupun sekunder di dalam tanaman. Teknik yang dapat diterapkan secara modern dapat dilakukan dengan genome editing, biofertifikasi, dan aplikasi rekombinasi atau penyisipan gen. “Untuk menghasilkan metabolit seperti peningkatan senyawa terpenoid, flavonoid, dan metabolit sekunder lainnya dapat dilakukan dengan memodifikasi pada  metabolisme yang terjadi pada plastida”, Imbuh Prof. Fatchiyah, M.Kes., Ph.D. kandungan tokotrienol yang tinggi pada tanaman dapat diinduksi dengan pemberian nutrisi spesifik dan modifikasi aktivitas enzim terkait metabolisme pembentukan tokotrienol dalam tanaman. Namun, menurut Prof. Fatchiyah, dalam proses bioteknologi dengan genome editing harus memperhatikan dan mengidentifikasi hal-hal terkait GMO, regulasi GMO dan untuk mereduksi bahkan menghilangkan efek negatif GMO.

(Dokumentasi Pemaparan Dr. Untung Susanto dalam webinar 1 program Dosen Berkarya)

Materi kedua disampaikan oleh Bapak Dr. Untung Susanto dengan judul penelitian perbaikan gizi spesifik pada tanaman padi. “Saat ini masih terdapat sebaran kekurangan gizi masyarakat di beberapa daerah, terutama yang beresiko kekurangan gizi seperti Zn yaitu pada ibu hamil dan anak-anak. Untuk mengatasi kekurangan gizi dapat dilakukan melalui diversifikasi makanan atau konsumsi makanan yang beragam, fortifikasi bahan pangan, biofortifikasi untuk meningkatkan kandungan gizi tertentu yakni secara konvensional dan modern dengan bioteknologi” Papar Dr. Untung Susanto dalam presentasinya. Fortifikasi padi untuk menghasilkan tanaman padi kaya akan nutrisi dapat dilakukan dengan fortifikasi dengan bahan kimia dan dengan agen biologi. Fortifikasi dengan agen biologi menghasilkan nutrisi yang lebih rendah namun memiliki kestabilan yang lebih baik. Sehingga, biofortifikasi dengan memodifikasi genetik sering digunakan untuk perbaikan tanaman. Selain itu biofortifikasi memiliki beberapa keuntungan yakni nutrisi tersedia dalam bentuk alaminya, memerlukan hanya sekali entri pada tanaman dan dapat menghasilkan produk nutri Zn secara berkelanjutan. Salah satu varietas padi hasil biofertifikasi yaitu IR NutriZn yang memiliki kandungan Zn 25% lebih tinggi dari beras ciherang dan memiliki kestabilan kandungan Zn tinggi pada anakan tanaman padi. Beras pecah kulit mengandung Zn yang tinggi yakni diatas 30 ppm. Kandungan beras tinggi Zn kedepannya dapat diaplikasikan untuk menurunkan angka stunting dan perbaikan gizi anak balita di Indonesia.

Dr. Untung juga menyampaikan beberapa varietas padi khusus yang mengandung nutrisi tinggi baik senyawa metabolitnya antara lain padi Palmera, Jeliteng, Baroma, padi aromatik kaya prolin seperti Sintanur, Inpari23, Arumba dan lainnya. namun, Padi varietas khusus tersebut belum banyak dijumpai di pasar secara umum, sehingga kedepannya dapat dikembangkan untuk dipasarkan agar masyarakat umum dapat memperoleh beras-beras kaya nutrisi dengan mudah (drts).

Close Menu